Sebuah lemari  es (sering disebut kulkas "" singkatnya) adalah sebuah pendingin alat yang terdiri dari termal terisolasi kompartemen dan pompa panas -kimia atau mekanis berarti-untuk  mentransfer panas dari ke lingkungan eksternal, pendinginan isi ke suhu  di bawah ambien. Cooling is a popular food storage technique in developed  countries and works by decreasing the reproduction rate of bacteria.  Pendinginan adalah populer teknik penyimpanan makanan di negara  maju dan bekerja dengan mengurangi tingkat reproduksi bakteri. The  device is thus used to reduce the rate of spoilage of foodstuffs.  Perangkat demikian digunakan untuk mengurangi tingkat pembusukan bahan  pangan. A  device described as a "refrigerator" maintains a temperature a few  degrees above the freezing point of water; a  similar device which maintains a temperature below the freezing point of  water is called a " freezer ." Sebuah perangkat  digambarkan sebagai kulkas "" mempertahankan suhu beberapa derajat di  atas titik beku air, sebuah  perangkat yang mirip yang mempertahankan suhu di bawah titik beku air  disebut kulkas "." The refrigerator is a relatively modern  invention among kitchen appliances . lemari es adalah  penemuan modern yang relatif antara peralatan dapur . It  replaced the icebox , which had been a common household  appliance for almost a century and a half prior. Ia menggantikan lemari es , yang telah menjadi alat rumah tangga  biasa selama hampir satu setengah abad sebelum. For  this reason, a refrigerator is sometimes referred to as an " icebox  ." Untuk alasan ini, lemari es kadang-kadang disebut sebagai lemari  es
                             1. Istilah-istilah Refrigerasi  
    Obyek:  Suatu benda, zat, atau ruangan, yang padanya dikenakan proses  refrigerasi, atau yang menerima dampak dari proses refrigerasi.
   Lingkungan: Suatu tempat di mana  sebuah obyek berada. Dalam konteks refrigerasi biasanya, meskipun tidak  selalu, lingkungan menyatakan ruang udara alami di sekitar obyek.
   Lingkungan alami: Lingkungan yang asli,  dengan kondisi yang kita dapati sebagaimana apa adanya.
  Lingkungan buatan: Lingkungan yang secara  sengaja dibuat berbeda dari kondisi asli alaminya dengan sesuatu cara,  salah satunya adalah dengan mengenakan proses refrigerasi padanya.
   Kondisi lingkungan: Sebuah lingkungan  dicirikan oleh besaran-besaran fisik yang menjadi indikator kondisinya.  Besaran fisik yang mencirikan kondisi lingkungan, antara lain adalah:  tingkat suhu, tingkat tekanan, dan tingkat kelembaban dari udara  lingkungan. 
  Refrigerasi:  Refrigerasi adalah  proses   pengambilan  kalor  dari  suatu   obyek,  yang menyebabkan suhu obyek tersebut  menjadi lebih rendah dari suhu lingkungan di mana obyek tersebut berada.  Refrigerasi juga mencakup pula proses untuk mempertahankan tingkat suhu  obyek yang didinginkan itu agar tetap lebih rendah dari lingkungannya.
   Sistem: Gabungan dari  seperangkat komponen yang masing-masing mempunyai fungsi yang  berbeda-beda, akan tetapi secara keseluruhan bersama-sama menghasilkan  sebuah fungsi, kegunaan, manfaat atau dampak tertentu.
  Sistem refrigerasi: Sistem yang digunakan  sebagai sarana untuk memindahkan kalor, yaitu dengan cara menarik kalor  dari obyek yang didinginkan, menyalurkan kalor itu, dan kemudian  melepaskan/membuangnya ke lingkungan alami, yang suhunya lebih tinggi  dari obyek atau benda dari mana kalor tersebut berasal. 
  Refrigeran: Suatu senyawa kimia  berbentuk zat alir, yang memiliki sifat-sifat termal antara lain: mudah  berubah bentuk atau fasa akibat perubahan besaran-besaran fisiknya (suhu  dan tekanan). Proses perubahan fasa tersebut melibatkan penyerapan  ataupun pelepasan kalor dalam jumlah yang cukup besar. Refrigeran  berfungsi sebagai media penukar kalor pada sistem refrigerasi.
   Beban refrigerasi: Banyaknya energi termal  dari sebuah obyek yang harus diserap atau ditarik oleh sebuah sistem  refrigerasi. Energi termal tersebut membebani sistem, atau menjadi beban  yang harus ditanggung oleh sistem.
  Kapasitas refrigerasi: Ukuran dari kemampuan  sistem refrigerasi untuk menanggung beban refrigerasi dari sebuah obyek.  Biasanya sebuah unit refrigerasi (sistem) dipilih yang mempunyai  kapasitas lebih besar, atau sekurangnya sama, dengan besarnya beban  refrigerasi yang akan ditanggungnya.
       
2. Sistem Refrigrasi  Mekanik
Pada sistem refrigrasi mekanik kompresi uap terdapat rangkaian  dari empat komponen utama, yaitu: evaporator, kompresor, kondenser, dan  alat pengontrol aliran refrigeran. Masing-masing komponen mempunyai ciri  dan fungsi sendiri-sendiri yang berbeda, tetapi secara terintegrasi dan  dioperasikan bersama-sama akan dapat memindahkan energi termal. Dampak  dari pengoperasian sebuah sistem refrigerasi pada sebuah obyek adalah,  bila terambil sebagian energi yang terkandung di dalamnya, suhu obyek  tersebut akan menurun. Sebaliknya, karena operasi sistem refrigerasi itu  kemudian sejumlah energi termal terpindahkan ke lingkungan, maka  lingkungan tersebut dapat menjadi lebih hangat. Gambar 1 memperlihatkan  fungsi sistem refrigerasi terhadap obyek dan lingkungannya.
     
 
   Gambar 1. Fungsi sistem refrigerasi terhadap obyek dan  lingkungannya, Toby< Tling
    
    Sistem  refrigerasi yang digunakan dalam praktikum ini disebut sebagai “sistem  mekanik”, yaitu untuk membedakan dari sistem-sistem refrigerasi yang  lain. Disebut sistem mekanik karena refrigeran mengalir bersirkulasi di  dalam sistem akibat dorongan yang dilakukan secara mekanik. Gambar 2  memperlihatkan skema sebuah sistem refrigerasi sederhana beserta semua  komponen utama dan sirkulasi aliran refrigerannya. Sirkulasi aliran  refrigeran itu berlangsung berulang-ulang membentuk suatu siklus, yaitu  yang dinamakan siklus refrigerasi.
         
Gambar 2. Komponen utama sistem  refrigerasi
       
3. Komponen Utama Sistem Refrigerasi
Berikut ini uraian  ringkas tentang komponen-komponen utama sebuah sistem refrigerasi  mekanik. Uraian ini disusun menurut urutan jalur siklusnya, perhatikan  skema pada Gambar 2 di atas. Sistem refrigerasi seperti pada gambar itu  berisi refrigeran yang disirkulasikan ke seluruh bagian sistem.  Refrigeran itu berperan dan berfungsi sebagai media penghantar kalor,  dari saat kalor diserap sistem di evaporator, hingga saat dilepas dan  dibuang ke lingkungan di kondenser. 
  1.       Kondenser (condenser –  CD)
       Kondenser  adalah komponen di mana terjadi proses perubahan fasa refrigeran, dari   fasa uap menjadi fasa cair. Dari proses kondensasi (pengembunan)  yang terjadi di dalamnya itulah maka komponen ini mendapatkan namanya.  Proses kondensasi akan berlangsung apabila refrigeran dapat melepaskan  kalor yang dikandungnya. Kalor tersebut dilepaskan dan dibuang ke  lingkungan. Agar kalor dapat lepas ke lingkungan, maka suhu kondensasi (Tkd)  harus lebih tinggi dari suhu lingkungan (Tling).  Karena refrigeran adalah zat yang sangat mudah menguap, maka agar dapat  dia dikondensasikan haruslah dibuat bertekanan tinggi. Maka, kondenser  adalah bagian di mana refrigeran bertekanan tinggi (Pkd  = high pressure – HP). 
  2.       Piranti ekspansi (expansion  device – EXD)
        Piranti  ini berfungsi seperti sebuah gerbang yang mengatur banyaknya refrigeran  cair yang boleh mengalir dari kondenser ke evaporator. Oleh sebab itu  piranti ini sering juga dinamakan refrigerant flow controller.  Dalam berbagai buku teks Termodinamika, proses yang berlangsung dalam  piranti ini biasanya disebut throttling process. Besarnya laju  aliran refrigeran merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya  kapasitas refrigerasi. Untuk sistem refrigerasi yang kecil, maka laju  aliran refrigeran yang diperlukan juga kecil saja. Sebaliknya unit atau  sistem refrigerasi yang besar akan mempunyai laju aliran refrigeran yang  besar pula. Terdapat beberapa jenis piranti ekspansi. Di bawah ini  diterakan beberapa di antaranya.
  a.       Pipa kapiler (capillary  tube – CT). 
       Berupa  pipa kecil dari tembaga dengan lubang berdiameter sekitar 1 mm, dengan  panjang yang disesuaikan dengan keperluannya hingga beberapa meter. Pada  berbagai unit refrigerasi yang menggunakannya pipa ini biasanya diuntai  agar terlindung dari kerusakan dan ringkas penempatannya.
        Lubang saluran yang sempit dan panjangnya pipa kapiler ini  merupakan hambatan bagi aliran refrigeran yang melintasinya; hambatan  itulah yang membatasi besarnya aliran itu. Pipa kapiler ini menghasilkan  aliran yang konstan.
  b.       Katup ekspansi tangan (hand/manual  expansion valve – HEV).
       Adalah  pengatur aliran yang berupa katup atau keran biasa, yang dioperasikan  untuk mengatur bukaannya secara manual.
  c.       Katup ekspansi termostatik  (thermostatic expansion valve – TEV).
       Pada piranti ini terdapat bagian yang dapat bekerja secara  termostatik, yaitu mempunyai sensor suhu yang dilekatkan pada bagian  keluaran evaporator. Perubahan suhu yang terjadi pada keluaran  evaporator itu menjadi indikator besar-kecilnya beban refrigerasi.  Variasi suhu itu dimanfaatkan untuk mengatur bukaan TEV, sehingga  besarnya laju aliran melintasinya juga menjadi terkontrol.
  d.       Katup pelampung (float  valve – FV).
        Piranti  ekspansi jenis ini biasanya dirangkaikan dengan evaporator jenis  ‘genangan’ (flooded evaporator, wet evaporator). Ketinggian  muka (level) cairan dalam tandon (reservoir) cairan  evaporator menjadi pendorong pelampung yang menjadi pengatur besarnya  bukaan katup.
  3.       Evaporator (evaporator  – EV)
   Evaporator adalah komponen di  mana cairan refrigeran yang masuk ke dalamnya akan menguap. Proses  penguapan (evaporation) itu terjadi karena cairan refrigeran  menyerap kalor, yaitu yang merupakan beban refrigerasi sistem. Terdapat  dua jenis evaporator yaitu:
  a.       Evaporator ekspansi  langsung (direct/dry expansion type - DX). 
       Pada evaporator ini terdapat bagian, yaitu di bagian  keluarannya, yang dirancang selalu terjaga ‘kering’, artinya di bagian  itu refrigeran yang berfasa cair telah habis menguap sebelum terhisap  keluar ke saluran masuk kompresor.
  b.       Evaporator genangan (flooded/wet  expansion type).
        Pada  evaporator jenis ini seluruh permukaan bagian dalam evaporator selalu  dibanjiri, atau bersentuhan, dengan refrigeran yang berbentuk cair.  Terdapat sebuah tandon (reservoir, low pressure receiver), di  mana cairan refrigeran terkumpul, dan dari bagian atas tandon tersebut  uap refrigeran yang terbentuk dalam evaporator tersebut dihisap masuk ke  kompresor.
  4.       Kompresor (compressor  – CP)
        Kompresor adalah komponen yang  merupakan jantung dari sistem refrigerasi. Kompresor bekerja menghisap  uap refrigeran dari evaporator dan mendorongnya dengan cara kompresi  agar mengalir masuk ke kondenser. Karena kompresor mengalirkan  refrigeran sementara piranti ekspansi membatasi alirannya, maka di  antara kedua komponen itu terbangkitkan perbedaan tekanan, yaitu: di  kondenser tekanan refrigeran menjadi tinggi (high pressure – HP),  sedangkan di evaporator tekanan refrigeran menjadi rendah (low  pressure – LP).
   
       
4. Karta  Mollier (Karta Tekanan – Entalpi) dan Siklus Refrigerasi     Siklus refrigerasi yang terjadi di dalam sebuah sistem  refrigerasi dapat diterakan dan digambarkan diagramnya pada sebuah karta  tekanan – entalpi. Penggambaran tersebut dibuat berdasarkan tingkat  tekanan (HP dan LP) dan suhu pada berbagai bagian sistem yang dapat  diperoleh dengan cara mengukurnya. Gambar 3 menunjukkan gambar diagram  suatu siklus refrigerasi. 
  
   Gambar 3. Diagram proses  refrigerasi